Arsip Blog

Selasa, 08 Maret 2016

#Creepy Pasta: Bloody Mary Challenge


Semua gelap... kepalaku benar-benar sakit, satu mataku sangat nyeri seperti telah dirobek, aku ada di mana? dan suara langkah kaki siapa itu?


              Namaku adalah Mayrisa atau biasa dipanggil May. Aku adalah bocah SMP yang selalu dibully oleh teman-temanku hanya karena aku anak yg penakut. Suatu hari ketika legenda Bloody Mary yang menceritakan seorang wanita yang terbunuh di depan cermin dan arwahnya terjebak di dalam cermin itu. Teman-temanku pun juga tak kalah heboh dengan legenda itu, hingga berhari-hari kemudian muncul lah permainan "Bloody Mary Challenge" yang mengatakan jika kau menyebut namanya 3 kali didepan cermin dalam gelap maka kau akan bertemu dengan rohnya dan kau pun akan dibunuh dengan cara yang sangat kejam, tetapi belum ada bukti kebenaran atas opini itu.


              Esoknya, temanku yg bernama Rebecca, Anna, dan Carmel menghampiri ku di kelas dan aku punya firasat buruk tentang itu. "Hei bocah penakut." sapa Rebecca dengan nada songongnya.

"Mau apa kau?." jawabku

"Apa kau sudah mendengar tentang permainan Bloody Mary Challenge? atau kau terlalu takut untuk mengetahuinya?."

"Tentu saja aku tahu, aku tidak sepenakut seperti yang kalian pikirkan"

"Okay, jika kau tahu kau pasti sangat penasaran dengan kebenaran permainan itu dan kenapa kau tidak mencobanya?."

"Hei apa kau lupa kalau di anak yang penakut?!." potong Anna, dan mereka pun tertawa

"Hahaha... bocah yang sangat penakut." timpal Carmel.

         Karena tak terima aku pun langsung menendang meja lalu berdiri dan menatap mereka tajam "Aku memang penakut tetapi aku tahu kalau kalian jauuuhh lebih penakut daripada aku dan kalian sengaja mengejek aku agar aku pergi kedepan cermin dan melakukan permainan konyol itu karena kalian begitu penasaran atas kebenarannya tapi kalian terlalu takut untuk membuktikannya sendiri, iya kan?!." bentakku.

"Wou wou... santai saja Mayrisa, yaa ku akui aku memang tidak mempunyai cukup keberanian untuk mencobanya, jadi... maukah kau mencobanya untuk kami? kalau kau tidak mau ya gapapa juga sih tapi lihat saja apa yang akan terjadi pada nilai rapot dan ijazah mu."

Satu-satunya orang yang tidak mungkin aku lawan adalah Rebecca, dia adalah anak dari pemilik SMP ini, jika aku berani melawannya maka dia akan merengek kepada ayah nya yang sangat menyayangi nya agar membuat semua nilai mata pelajaran di rapotku menjadi anjlok dan aku tidak punya bukti untuk menuntut atau melaporkannya."Dasar kau manusia licik, baiklah aku akan memainkan permainan konyol itu tetapi sebelumnya aku punya permintaan."

"Hoho... ok, permintaan apa itu?"

"Jika aku berhasil menyelesaikan permainan itu kau harus berjanji untuk tidak mengganggu kehidupanku lagi dan menjamin semua nilai rapot dan ijazah ku sempurna"

"Itu permintaan yang sangat mudah, ok aku setuju, tengah malam nanti tepatnya jam 12 temui aku di depan gerbang sekolah, jika kau sampai tidak datang... habislah riwayat mu"

"Baiklah..."

           Mereka pun berbalik dan pergi meninggalkan ku, aku benar-benar bodoh karena menerima tantangan menakutkan itu, seharusnya aku akui saja kalau aku hanyalah anak penakut tapi jika tidak aku terima tantangan itu maka semua nilai rapotku aka hancur dan aku harus mengulang 1 tahun kehidupan melelahkan di SMP sialan ini.

          Tanpa terasa malam tiba dan waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, aku benar-benar takut sampai berpikir untuk tidak datang saja, tapi aku harus berani, aku hanya perlu berdiri di depan cermin dan menyebut nama "Bloody Mary" 3 kali dalam gelap, menunggu beberapa menit untuk melihat kebenaran permainan itu dan jika aku beruntung maka semua yang dikatakan legenda itu tidak akan terjadi. Dengan ragu aku pun bersiap-siap dan menghampiri orang tua ku yang sudah terlelap di kamar untuk berpamitan, mungkin ini adalah kali terakhir aku melihat mereka, lalu aku mulai mengendap-endap untuk keluar rumah lewat jendela ruang keluarga karena akan terlalu ribut jika aku lewat pintu depan dan orang tuaku akan terbangun dan memergoki aku

          Tak lama kemudian aku sampai di depan gerbang sekolah, mereka bertiga sudah menungguku.

"Bagus, kau tepat waktu... aku kira kau takkan datang." ejek Rebecca.

"Tentu saja aku datang."

"Kalau begitu langsung saja ke kamar mandi sekolah, kami sudah memasang kamera pemantau yg dapat merekam dalam gelap di sana dan kami menyalakan lampunya untuk sementara, jika kau sudah siap lambaikan tangan mu ke arah kamera yang aku pasang di ujung langit-langit kamar mandi."

"Kamera pemantau? untuk apa?."

"Ya untuk memantau mu dari laptop kita lah..."

"APA?! jadi kalian tidak akan ikut masuk kedalam sekolah?!."

"Tentu saja tidak, bukankah kita terlalu penakut? seperti katamu tadi pagi di kelas."

"Kau... kau memang benar-benar licik! Ok aku masuk sekarang!."

          Dengan penuh emosi aku mulai melangkah masuk melewati gerbang sekolah, samar aku bisa mendengar suara mereka menertawakan aku, aku akan membuktikan kalau aku berani. Ketika masuk ke dalam sekolah, suasana sangat sunyi dan terasa seperti ada yang mengawasi mu dari setiap sisi, tapi aku terus berjalan. Hingga akhirnya aku sampai di depan pintu kamar mandi, ketika akan membuka pintu tanganku bergetar, jantungku berdebar keras hingga aku bisa mendengar suara detakannya dalam sunyi, keringat dingin terus mengalir, aku sangat takut. Setelah membuka pintu, aku mulai melangkah dan berbalik menghadap cermin, aku bisa melihat wajahku pucat karena ketakutan, aku menarik nafas panjang dan dengan ragu mulai mengangkat tangan dan melambai ke arah kamera. Beberapa detik kemudian lampu padam, aku tidak bisa melihat apapun kecuali titik cahaya hijau dari kamera pemantau. Dengan mulut bergetar dan terbata-bata aku mulai menyebut namanya "Bloody Mary... Bloody Mary...Bloody Mary..." , setelah mengatakannya aku langsung menutup mataku, aku tidak siap melihat apa yang akan muncul di depanku.

"May!! nyalakan lampunya! suruh dia berhenti! bagaimana ini!! itu nyata!"

"Lampunya tidak bisa menyala! Kita harus melapor pada orang dewasa!!."

"Kau bodoh?!! kita akan dituntut jika ketahuan menyuruh May melakukan hal konyol itu sendirian!!."

      

        Udara tiba-tiba terasa dingin dan berat, dan sesuatu... ada yang mencakar ku!! sesuatu mencakarku dengan sangat kuat hinnga aku terjatuh, jantungku berdetak sangat kencang, aku membuka mata, lampu belum dinyalakan, aku meraba pipiku dan rasanya sangat perih, aku merasakan ada cairan kental di pipiku. Aku tak sanggup untuk berdiri karena aku sangat syok namun karena ingin bertahan hidup aku langsung berdiri dan terus memutar badan untuk mencari makhluk itu dan menghindarinya lalu menggapai pintu dan lari keluar. Akhirnya aku bisa menggapai tangkai pintu dan langsung membukanya namun... baru selangkah aku berjalan aku melihat makhluk itu di depanku dan dia menusuk mataku dengan pisau, aku hanya bisa berdiri diam berusaha menarik nafas, aku tak sanggup bergerak walau hanya berjalan mundur untuk melepas pisau itu dari mataku. Aku bisa merasakan darah dan air mata bercampur dan menetes dari mataku yang tertusuk. Aku hanya berdiri diam dengan mata tertusuk hingga ada tangan dengan kuku tajam yang menusuk leherku dari belakang hingga terasa ke tulang dan menarikku masuk kembali ke kamar mandi, aku hanya bisa pasrah ditarik oleh tangan itu hingga aku tak sadarkan diri.



        Aku membuka mataku, semuanya gelap, kepala ku sangat sakit dan sebelah mataku sangat nyeri dan terus mengalir darah dari dalamnya, badanku sangat lemas dan aku tak sanggup untuk bangkit, aku tak tahu aku sedang berada di mana dan aku hanya bisa menangis menahan rasa sakit berharap ada yang datang menolongku. Tiba-tiba ada cahaya terang mengarah padaku, aku berhenti menangis dan membuka mata dengan penuh harap, aku kira itu adalah seseorang yang membawa senter dan datang untuk menolongku namun ternyata tidak. Itu hanya lah cahaya dari suatu jalan seperti jalan di koridor sekolah tetapi berbeda, temboknya berwarna putih kotor dan berlumut dan lantainya berwarna coklat dan dipenuhi darah. Dan dari arah berlawanan terdapat jalan tanpa cahaya dan sangat gelap, dari dalamnya aku dapat mendengar suara langkah kaki dan suara seperti suatu besi yang digesekkan di lantai. Tak lama kemudian suara langkah kaki itu makin mendekat, aku mulai ketakutan dan segera berusaha bangkit dengan sisa tenagaku, sebelum lari aku terus memperhatikan jalan gelap itu karena penasaran suara langkah kaki siapa sebenarnya itu. 


       Itu Bloody Mary! ya Tuhan dia masih mengejarku! dan sekarang dia membawa sebuah tombak besar!  dengan cepat aku langsung berbalik dan berlari kearah jalan yang diterangi cahaya sambil terus memegangi mataku yang telah robek dan terus mengalirkan darah segar. Jalan itu dipenuhi oleh belokan dan aku memilih belokan itu secara acak tanpa berpikir panjang, aku berlari dengan terpincang-pincang, hingga aku menemukan jalan buntu. Aku benar-benar takut, suara langkah kaki itu semakin mendekat, jantungku serasa mau copot dari tempatnya. Aku tak percaya hidupku akan berakhir seperti ini. Hidupku sudah cukup menderita oleh semua bullyan teman-temanku dan sekarang aku harus mati dibunuh oleh makhluk sialan nan kejam ini?! Aku tak terima! aku harus bertahan hidup...!



       Tidak... aku tidak bisa bertahan hidup, hidupku telah berakhir, aku sedang dalam keadaan hancur dan tak membawa senjata apapun dan sekarang Bloody Mary berada di depanku yang tak lebih dari 3meter. Aku hanya bisa pasrah dan tertawa menertawai diriku yang benar-benar tak berguna. Dia mendekat... semakin mendekat dengan suara tombaknya yang bergesekan dengan lantai... mendekat...dan mulai mengangkat tangan dan tombaknya, aku tersenyum melihat tombak itu, setidaknya aku ingin mengakhiri hidupku dengan senyuman. Tombak itu mulai terayun di atas kepalaku. Zratt!!


       Tubuhku sudah terbelah dua tetapi aku masih belum mati karena jantungku masih tersambung sempurna dengan syaraf-syarafnya. Kau tidak akan pernah tau betapa sakitnya jika tubuh mu terbelah dua. Aku dapat melihat semua organ tubuhku dengan sebelah mataku yang masih utuh. Darahku sudah membanjiri seluruh lantai, isi perutku sudah berhamburan keluar, tulang-tulangku patah, dan yang paling membuat ku mual adalah melihat jantungku sendiri berkedut-kedut di depan mataku. Bloody Mary telah menghilang, sekarang aku sendirian memperhatikan seluruh organku yang hancur, mencium bau anyir darahku sendiri, gerombolan lalat, tikus, dan ulat mulai datang untuk membusukkan ku, aku dapat merasakan gigitan ganas tikus-tikus itu menggerogoti daging dan isi perutku, sekarang aku hanya bisa pasrah menantikan kematian menyedihkan ini. Satu hal yang ingin aku sampaikan... Selalu ikuti kata hati mu bukan kata pikiran mu...



Selesai...


By: Rizkya




2 komentar:

Anonim mengatakan...

Wow keren ceritanya.. Menegangkan . fantasy nya mana nih min. Ko ga di tulis"

Unknown mengatakan...

Cerita fantasy nya di post abis mimin UN dulu