Arsip Blog

Rabu, 09 Maret 2016

#Creepy Pasta: The Lost Village


Melihat orang yang kau sayangi disiksa dan dibunuh di hadapan mu sangat menyakitkan bukan?

...

         Namaku Makoto Aihara, pagi hari itu aku sedang bersantai di hutan di atas bukit bersama pacarku, Akihito Kanbara. Ini hari terakhir kita dapat menghabiskan waktu bersama karena besok aku dan keluarga ku akan pindah ke kota Tokyo untuk urusan bisnis ayah dan kita mungkin tidak akan bertemu dalam waktu yang lama. Kami duduk berbelakangan di atas batu di pinggir sungai.

"Hei Makoto, apa kau ingat begitu banyak kenangan di hutan ini?."

"Tentu saja aku ingat, apalagi ketika kau merobohkan rumah pohon kita lalu aku sangat marah dan tidak mau bicara pada mu selama berminggu-minggu dan kau akhirnya membangun rumah pohon itu lagi sendirian, meski hujan atau panas, kau terus saja membangunnya dan aku hanya bisa menertawakan mu yang begitu polos dari kejauhan hahaha..." ejek ku.

"Kau ini kenapa selalu mengingat kenangan yang buruk?? huh." kesal akihito.

"Itu tidak sepenuhnya buruk, itu lucu kok."

"Lucu apanya hadehh..."

"Eh... ada kupu-kupu cantik banget."

"Kupu-kupu apaan?."

"Itu dibalik pohon yang gede itu."

"Mana sih?."

"Tunggu sini, aku mau kejer kupu-kupunya"

Aku pun langsung berdiri dan berlari kedalam hutan untuk mengejar kupu-kupu itu. Kupu-kupu itu seperti bola api, bercahaya seperti api yang membara, aku belum pernah melihat kupu-kupu seperti itu sebelumnya.

"Makoto! jangan masuk ke hutan sendirian! bahaya!"

        Karena khawatir padaku, Akihito pun berdiri dan mengejar ku. Aku terus berlari dan tidak memperhatikan apapun, pandanganku hanya tertuju pada kupu-kupu itu, tapi seketika kupu-kupu itu seperti memudar lalu menghilang. Aku bingung dan berhenti berlari, aku baru sadar Akihito sudah tidak mengerjarku, aku sendirian di dalam hutan yang dipenuhi oleh pohon besar. Apa aku tersesat?, lalu aku melihat sebuah batu, mirip batu nisan tetapi bukan, lalu aku mendekatinya dan menjongkok agar bisa melihat lebih jelas batu itu. Batu itu memiliki ukiran sebuah rumah Jepang kuno dan sebuah tulisan "KAU TERJEBAK DI DESA HILANG INI, HANYA PENGORBANAN YANG DAPAT MEMBEBASKAN, SATU HARUS MATI MAKA SATU LAINNYA SELAMAT", aku tidak mengerti dengan tulisan itu, dan aku melihat bercak merah seperti darah di sekeliling batu itu. Tiba-tiba sebuah penglihatan seperti masa lalu menyeramkan terbayang di penglihatan ku. Aku sangat terkejut dan langsung melompat berdiri, lalu... kepala ku sakit dan semuanya terasa berputar, aku memegangi kepala ku karena terasa sangat nyeri lalu menutup mata.

   
       Aku membuka mataku dan semunya gelap, langit tiba-tiba berubah menjadi malam. Aku hanya bisa melihat cahaya obor yang menyala-nyala dari balik semak yang jaraknya agak jauh. Aku mengikuti arah cahaya obor itu di tengah gelapnya hutan dan sendirian, aku berharap bisa menemukan Akihito atau penduduk sekitar untuk meminta bantuan. Cahaya obor itu menuntunku pada sebuah lahan luas yang di tengahnya terdapat seperti sebuah sumur tua yang sangat besar. Aku mengelilingi sumur itu karena penasaran, dan di sisi lain sumur itu...

"Akihito! akhirnya aku bertemu dengan mu, maafkan aku karena ceroboh berlari kedalam hutan tanpa pikir panjang dan sekarang malah tersesat." dia hanya diam menatap dingin sumur itu dan tidak menjawab ku.

"Akihito, apa kau marah?." lalu ia memutar badan dan menghadap ku, aku bisa melihat matanya yang sempat berkilau merah sebentar.

"Marah? kenapa aku mesti marah?."

"Ya habisnya kamu dari tadi aku ajak ngomong diem mulu, kamu ga kenapa-kenapa kan?"

"Iya aku gapapa, Makoto ku juga gapapa kan?."

"Iya aku gapapa juga, jadi sekarang kita mesti kemana? aku kesesat." lagi lagi dia tidak menjawabku dan berjalan melewatiku.

"The Lost Village... satu mati untuk menyelamatkan yang lainnya." katanya dengan nada tenang namun menakutkan.

"Apa? the lost apa?" sekilas aku teringat pada tulisan yang terukir di atas batu tadi.

"Makoto, dengarkan aku, kau harus pergi dari sini sekarang, di samping sana ada sebuah jembatan, kamu jalan lurus saja dan nanti akan ada sebuah kuil di ujungnya, pergi ke bagian belakang kuil itu dan kamu akan menemukan lubang di tanah yang menuju kebawah tanah dan akan membawa mu kebali ke tepi sungai tadi pagi, percaya lah padaku."

"Kalau begitu ayo kita pergi!."

"Tidak, aku tidak bisa ikut dengan mu, aku masih ada urusan di sini, kau harus pergi duluan, cepat lah Makoto!."

"Tidak! aku tidak akan pergi meninggalkan mu di sini! kita harus selalu bersama apapun yang terjadi!."

"Tidak, kita tidak bersama, Makoto, kumohon kau harus pergi."

"Memangnya kenapa aku harus pergi?."

"Karena kau akan mati jika terus berada di sini."

"Apa? Akihito, kau bercanda kan? ini bukan waktunya bercanda!."

"Aku tidak bercanda! percaya lah padaku!."

"Lalu, jika aku pergi apa kau akan baik-baik saja?."

...

"Iya, aku akan baik-baik saja, kau hanya perlu kembali kerumah dan menunggu ku, aku akan kembali untuk mu, percaya lah..."

"Kau berjanji?."

"Iya aku berjanji."

        Aku tahu ada sebuah kebohongan dari perkataannya, tapi aku tahu jika dia berjanji pada ku dia akan menepatinya apapun yang terjadi. Dengan ragu aku pun mulai berlari menuju jembatan seperti yang ia tunjukkan padaku, sekilas aku melihatnya tersenyum pada ku, aku pun membalas senyum nya dan kembali berlari.

"Maafkan aku, Makoto... aku terpaksa berbohong pada mu, ini semua demi kebaikan mu, kau harus tetap hidup."



       Ketika aku sampai di jembatan tiba-tiba kupu-kupu api itu muncul lagi, aku berhenti sebentar untuk memperhatikannya, lalu kupu-kupu itu terbang melewati ku dari samping, aku memutar badan untuk melihatnya. Ketika aku berbalik... aku hanya bisa melotot tak percaya. "Akihito!!!."
Leher, kedua tangan dan kedua kaki nya diikat oleh tali, dan di sisi lain tali itu diikatkan pada sebuah kayu yang jika diputar maka akan menarik tali itu sekuat mungkin. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan, aku tak cukup berani untuk menolongnya, namun aku tetap menghampiri nya

"Makoto, salah satu dari kita harus mati dibunuh oleh roh penduduk desa ini agar salah satu dari kita dapat selamat, maafkan aku karena aku takkan menepati janjiku,aku harap kau tetap hidup, Makoto..." katanya dengan senyuman terlukis di wajahnya.

      Itu adalah kata terakhir yang ia ucapkan Akihito sebelum tali itu mulai ditarik oleh para roh dan tubuh Akihito pun pecah menjadi banyak bagian, darahnya menyiprat di seluruh tanah, semua organnya berhamburan di tanah, dan kepalanya menggelinding mendekati ku, aku melotot tak percaya melihatnya, nafasku berburu sangat cepat, keringat dingin terus mengalir dari tubuhku. "Tidak, ini tidak mungkin terjadi..."

      Aku mengambil kepala itu, senyuman masih terukir jelas di sana, aku memeluknya sambil menangis dan terus meneriakkan namanya. "Kenapa Akihito?! Kenapa?!! kenapa kau berkorban demi aku? lebih baik kita bunuh diri bersama daripada harus kehilangan satu sama lain! kau melanggar janji mu!."

"Kalau begitu, maka aku juga akan melanggar janji ku untuk bertahan hidup..."

Aku membawa kepala itu sambil berjalan kearah sumur tua yang berada di tengah lahan, aku hanya menatap kosong kedalam sumur... aku melompat ke dalamnya, dan bukan air yang ada di dalamnya tetapi duri-duri besar memenuhi sumur itu, mata, kepala, perut dan semua tubuhku tertusuk duri-duri itu.

"Sekarang kita impas, Akihito..."







By; Rizkya

Agak gaje ya :v
   

     
       

        

Selasa, 08 Maret 2016

#Urban Legend: The Slender Man



The Slender Man adalah karakter fiksi yang berasal sebagai internet meme yang muncul pertama kali di forum Something Awful pada tanggal 8 Juni 2009 oleh pengguna dengan nama Victor Surge, ia mengunggah dua gambar hitam dan putih dari kelompok anak-anak . Pada entri sebelumnya hanya terdiri dari foto, namun Surge melengkapinya dengan pengajuan dan potongan-potongan teks dari saksi, menggambarkan penculikan dari kelompok anak, dan memberikan karakter nama, "The Slender Man". Tidak banyak yang diketahui, karena tidak ada informasi spesifik yang menjelaskantentang asal-usul, tetapi objektif dan habitatnya dibuat sangat jelas. Dia memiliki kebutuhan untuk menculik anak-anak. Dia tampaknya lebih memilih jalan-jalan berkabut di daerah perhutanan sebagai cara untuk menyembunyikan diri supaya tidak terlihat.


         Karakter Slender Man ini digambarkan menyerupai pria kurus, tinggi dengan wajah datar, mempunyai tentakel dengan memakai jas hitam dan berdasi merah. The Slender Man umumnya dikatakan suka menculik atau melukai seseorang, terutama anak-anak. Korban akan dihipnotis da akan berjalan sendiri tanpa bia berhenti. The Slender Man tidak terikat pada cerita tertentu, tetapi banyak muncul dalam berbagai karya fiksi yang berbeda.

#Urban Legend: Bloody Mary

Hy Guys ^^
Kemarin kan aku udah post #Creepy Pasta: Bloody Mary Challenge, nah mungkin dari kalian masih ada yang belum tau "Bloody Mary" itu siapa sih atau kenapa ia suka membunuh orang?. Di postingan kali ini aku akan menjelaskan tentang Bloody Mary. Silahkan dibaca...


 
Bloody Mary adalah legenda Amerika, yaitu menceritakan tentang seorang wanita bernama Mary Whirnington yang menurut kabarnya meninggal di depan cermin, dan banyak yang mengatakan bahwa ia meninggal dibunuh secara kejam oleh kekasihnya sendiri. Menurut legenda, arwah Mary terperangkap di dalam cermin dan ia tidak bisa keluar kecuali ada seseorang yang membuka jalan keluar dengan cara menyebut namanya 3 kali berturut-turut di depan cermin dengan lampu yang mati. Karena terlalu lama terperangkap di dalam cermin, jiwanya menjadi marah, hampa, tak terkendali dan bisa melakukan hal-hal di luar batas kemanusiaan. Jika kalian membukakan jalan untuknya maka Bloody Mary akan muncul dan mencongkel kedua bola mata kalian secara paksa.


Maaf post kali ini pendek banget, karena mimin lagi sibuk persiapan UN ^^.
Ok, arigatou udah baca...

#Creepy Pasta: Bloody Mary Challenge


Semua gelap... kepalaku benar-benar sakit, satu mataku sangat nyeri seperti telah dirobek, aku ada di mana? dan suara langkah kaki siapa itu?


              Namaku adalah Mayrisa atau biasa dipanggil May. Aku adalah bocah SMP yang selalu dibully oleh teman-temanku hanya karena aku anak yg penakut. Suatu hari ketika legenda Bloody Mary yang menceritakan seorang wanita yang terbunuh di depan cermin dan arwahnya terjebak di dalam cermin itu. Teman-temanku pun juga tak kalah heboh dengan legenda itu, hingga berhari-hari kemudian muncul lah permainan "Bloody Mary Challenge" yang mengatakan jika kau menyebut namanya 3 kali didepan cermin dalam gelap maka kau akan bertemu dengan rohnya dan kau pun akan dibunuh dengan cara yang sangat kejam, tetapi belum ada bukti kebenaran atas opini itu.


              Esoknya, temanku yg bernama Rebecca, Anna, dan Carmel menghampiri ku di kelas dan aku punya firasat buruk tentang itu. "Hei bocah penakut." sapa Rebecca dengan nada songongnya.

"Mau apa kau?." jawabku

"Apa kau sudah mendengar tentang permainan Bloody Mary Challenge? atau kau terlalu takut untuk mengetahuinya?."

"Tentu saja aku tahu, aku tidak sepenakut seperti yang kalian pikirkan"

"Okay, jika kau tahu kau pasti sangat penasaran dengan kebenaran permainan itu dan kenapa kau tidak mencobanya?."

"Hei apa kau lupa kalau di anak yang penakut?!." potong Anna, dan mereka pun tertawa

"Hahaha... bocah yang sangat penakut." timpal Carmel.

         Karena tak terima aku pun langsung menendang meja lalu berdiri dan menatap mereka tajam "Aku memang penakut tetapi aku tahu kalau kalian jauuuhh lebih penakut daripada aku dan kalian sengaja mengejek aku agar aku pergi kedepan cermin dan melakukan permainan konyol itu karena kalian begitu penasaran atas kebenarannya tapi kalian terlalu takut untuk membuktikannya sendiri, iya kan?!." bentakku.

"Wou wou... santai saja Mayrisa, yaa ku akui aku memang tidak mempunyai cukup keberanian untuk mencobanya, jadi... maukah kau mencobanya untuk kami? kalau kau tidak mau ya gapapa juga sih tapi lihat saja apa yang akan terjadi pada nilai rapot dan ijazah mu."

Satu-satunya orang yang tidak mungkin aku lawan adalah Rebecca, dia adalah anak dari pemilik SMP ini, jika aku berani melawannya maka dia akan merengek kepada ayah nya yang sangat menyayangi nya agar membuat semua nilai mata pelajaran di rapotku menjadi anjlok dan aku tidak punya bukti untuk menuntut atau melaporkannya."Dasar kau manusia licik, baiklah aku akan memainkan permainan konyol itu tetapi sebelumnya aku punya permintaan."

"Hoho... ok, permintaan apa itu?"

"Jika aku berhasil menyelesaikan permainan itu kau harus berjanji untuk tidak mengganggu kehidupanku lagi dan menjamin semua nilai rapot dan ijazah ku sempurna"

"Itu permintaan yang sangat mudah, ok aku setuju, tengah malam nanti tepatnya jam 12 temui aku di depan gerbang sekolah, jika kau sampai tidak datang... habislah riwayat mu"

"Baiklah..."

           Mereka pun berbalik dan pergi meninggalkan ku, aku benar-benar bodoh karena menerima tantangan menakutkan itu, seharusnya aku akui saja kalau aku hanyalah anak penakut tapi jika tidak aku terima tantangan itu maka semua nilai rapotku aka hancur dan aku harus mengulang 1 tahun kehidupan melelahkan di SMP sialan ini.

          Tanpa terasa malam tiba dan waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, aku benar-benar takut sampai berpikir untuk tidak datang saja, tapi aku harus berani, aku hanya perlu berdiri di depan cermin dan menyebut nama "Bloody Mary" 3 kali dalam gelap, menunggu beberapa menit untuk melihat kebenaran permainan itu dan jika aku beruntung maka semua yang dikatakan legenda itu tidak akan terjadi. Dengan ragu aku pun bersiap-siap dan menghampiri orang tua ku yang sudah terlelap di kamar untuk berpamitan, mungkin ini adalah kali terakhir aku melihat mereka, lalu aku mulai mengendap-endap untuk keluar rumah lewat jendela ruang keluarga karena akan terlalu ribut jika aku lewat pintu depan dan orang tuaku akan terbangun dan memergoki aku

          Tak lama kemudian aku sampai di depan gerbang sekolah, mereka bertiga sudah menungguku.

"Bagus, kau tepat waktu... aku kira kau takkan datang." ejek Rebecca.

"Tentu saja aku datang."

"Kalau begitu langsung saja ke kamar mandi sekolah, kami sudah memasang kamera pemantau yg dapat merekam dalam gelap di sana dan kami menyalakan lampunya untuk sementara, jika kau sudah siap lambaikan tangan mu ke arah kamera yang aku pasang di ujung langit-langit kamar mandi."

"Kamera pemantau? untuk apa?."

"Ya untuk memantau mu dari laptop kita lah..."

"APA?! jadi kalian tidak akan ikut masuk kedalam sekolah?!."

"Tentu saja tidak, bukankah kita terlalu penakut? seperti katamu tadi pagi di kelas."

"Kau... kau memang benar-benar licik! Ok aku masuk sekarang!."

          Dengan penuh emosi aku mulai melangkah masuk melewati gerbang sekolah, samar aku bisa mendengar suara mereka menertawakan aku, aku akan membuktikan kalau aku berani. Ketika masuk ke dalam sekolah, suasana sangat sunyi dan terasa seperti ada yang mengawasi mu dari setiap sisi, tapi aku terus berjalan. Hingga akhirnya aku sampai di depan pintu kamar mandi, ketika akan membuka pintu tanganku bergetar, jantungku berdebar keras hingga aku bisa mendengar suara detakannya dalam sunyi, keringat dingin terus mengalir, aku sangat takut. Setelah membuka pintu, aku mulai melangkah dan berbalik menghadap cermin, aku bisa melihat wajahku pucat karena ketakutan, aku menarik nafas panjang dan dengan ragu mulai mengangkat tangan dan melambai ke arah kamera. Beberapa detik kemudian lampu padam, aku tidak bisa melihat apapun kecuali titik cahaya hijau dari kamera pemantau. Dengan mulut bergetar dan terbata-bata aku mulai menyebut namanya "Bloody Mary... Bloody Mary...Bloody Mary..." , setelah mengatakannya aku langsung menutup mataku, aku tidak siap melihat apa yang akan muncul di depanku.

"May!! nyalakan lampunya! suruh dia berhenti! bagaimana ini!! itu nyata!"

"Lampunya tidak bisa menyala! Kita harus melapor pada orang dewasa!!."

"Kau bodoh?!! kita akan dituntut jika ketahuan menyuruh May melakukan hal konyol itu sendirian!!."

      

        Udara tiba-tiba terasa dingin dan berat, dan sesuatu... ada yang mencakar ku!! sesuatu mencakarku dengan sangat kuat hinnga aku terjatuh, jantungku berdetak sangat kencang, aku membuka mata, lampu belum dinyalakan, aku meraba pipiku dan rasanya sangat perih, aku merasakan ada cairan kental di pipiku. Aku tak sanggup untuk berdiri karena aku sangat syok namun karena ingin bertahan hidup aku langsung berdiri dan terus memutar badan untuk mencari makhluk itu dan menghindarinya lalu menggapai pintu dan lari keluar. Akhirnya aku bisa menggapai tangkai pintu dan langsung membukanya namun... baru selangkah aku berjalan aku melihat makhluk itu di depanku dan dia menusuk mataku dengan pisau, aku hanya bisa berdiri diam berusaha menarik nafas, aku tak sanggup bergerak walau hanya berjalan mundur untuk melepas pisau itu dari mataku. Aku bisa merasakan darah dan air mata bercampur dan menetes dari mataku yang tertusuk. Aku hanya berdiri diam dengan mata tertusuk hingga ada tangan dengan kuku tajam yang menusuk leherku dari belakang hingga terasa ke tulang dan menarikku masuk kembali ke kamar mandi, aku hanya bisa pasrah ditarik oleh tangan itu hingga aku tak sadarkan diri.



        Aku membuka mataku, semuanya gelap, kepala ku sangat sakit dan sebelah mataku sangat nyeri dan terus mengalir darah dari dalamnya, badanku sangat lemas dan aku tak sanggup untuk bangkit, aku tak tahu aku sedang berada di mana dan aku hanya bisa menangis menahan rasa sakit berharap ada yang datang menolongku. Tiba-tiba ada cahaya terang mengarah padaku, aku berhenti menangis dan membuka mata dengan penuh harap, aku kira itu adalah seseorang yang membawa senter dan datang untuk menolongku namun ternyata tidak. Itu hanya lah cahaya dari suatu jalan seperti jalan di koridor sekolah tetapi berbeda, temboknya berwarna putih kotor dan berlumut dan lantainya berwarna coklat dan dipenuhi darah. Dan dari arah berlawanan terdapat jalan tanpa cahaya dan sangat gelap, dari dalamnya aku dapat mendengar suara langkah kaki dan suara seperti suatu besi yang digesekkan di lantai. Tak lama kemudian suara langkah kaki itu makin mendekat, aku mulai ketakutan dan segera berusaha bangkit dengan sisa tenagaku, sebelum lari aku terus memperhatikan jalan gelap itu karena penasaran suara langkah kaki siapa sebenarnya itu. 


       Itu Bloody Mary! ya Tuhan dia masih mengejarku! dan sekarang dia membawa sebuah tombak besar!  dengan cepat aku langsung berbalik dan berlari kearah jalan yang diterangi cahaya sambil terus memegangi mataku yang telah robek dan terus mengalirkan darah segar. Jalan itu dipenuhi oleh belokan dan aku memilih belokan itu secara acak tanpa berpikir panjang, aku berlari dengan terpincang-pincang, hingga aku menemukan jalan buntu. Aku benar-benar takut, suara langkah kaki itu semakin mendekat, jantungku serasa mau copot dari tempatnya. Aku tak percaya hidupku akan berakhir seperti ini. Hidupku sudah cukup menderita oleh semua bullyan teman-temanku dan sekarang aku harus mati dibunuh oleh makhluk sialan nan kejam ini?! Aku tak terima! aku harus bertahan hidup...!



       Tidak... aku tidak bisa bertahan hidup, hidupku telah berakhir, aku sedang dalam keadaan hancur dan tak membawa senjata apapun dan sekarang Bloody Mary berada di depanku yang tak lebih dari 3meter. Aku hanya bisa pasrah dan tertawa menertawai diriku yang benar-benar tak berguna. Dia mendekat... semakin mendekat dengan suara tombaknya yang bergesekan dengan lantai... mendekat...dan mulai mengangkat tangan dan tombaknya, aku tersenyum melihat tombak itu, setidaknya aku ingin mengakhiri hidupku dengan senyuman. Tombak itu mulai terayun di atas kepalaku. Zratt!!


       Tubuhku sudah terbelah dua tetapi aku masih belum mati karena jantungku masih tersambung sempurna dengan syaraf-syarafnya. Kau tidak akan pernah tau betapa sakitnya jika tubuh mu terbelah dua. Aku dapat melihat semua organ tubuhku dengan sebelah mataku yang masih utuh. Darahku sudah membanjiri seluruh lantai, isi perutku sudah berhamburan keluar, tulang-tulangku patah, dan yang paling membuat ku mual adalah melihat jantungku sendiri berkedut-kedut di depan mataku. Bloody Mary telah menghilang, sekarang aku sendirian memperhatikan seluruh organku yang hancur, mencium bau anyir darahku sendiri, gerombolan lalat, tikus, dan ulat mulai datang untuk membusukkan ku, aku dapat merasakan gigitan ganas tikus-tikus itu menggerogoti daging dan isi perutku, sekarang aku hanya bisa pasrah menantikan kematian menyedihkan ini. Satu hal yang ingin aku sampaikan... Selalu ikuti kata hati mu bukan kata pikiran mu...



Selesai...


By: Rizkya